Seluruhnya koleksi Patrick Owen.
Marchella pertama kali dikenal lewat buku Generasi 90an. Padahal Anda baru lahir tahun ‘90. Bagaimana Marchella bisa menceritakan dengan detail soal era ini?
Itu buku pertama, tahun 2013, dari skripsi kuliah yang akhirnya dirilis.
Risetnya setahun dan karena saya masih dapat sisa-sisanya, yakni pada
tahun ’96, ada inspirasi yang sempat saya dapat, misalnya dari
kartun atau film. Lima tahun kemudian mengeluarkan Nanti
Kita Cerita Tentang Hari Ini.
Kebetulan saat itu sedang banyak orang yang membahas tentang isu mental health.
Marchella mengeluarkan cukup banyak tulisan, padahal latar belakang Anda justru dari jurusan Desain Komunikasi Visual.
Iya, dari desain. Membuat buku NKCTHI pun
tujuan awalnya bukan untuk mengangkat isu mental
health. Memang
saya selalu ingin ada sesuatu yang berbeda. Jika diperhatikan,
karya-karya saya sebelumnya mungkin terlihat
sangat berbeda. Nah, awalnya NKCTHI bukan
untuk dipublikasikan karena itu merupakan catatan-catatan personal
saya. Itulah sebabnya tulisan NKCTHI
sebenarnya bukan tulisan panjang, melainkan hanya tulisan singkat sekitar 160 kata, celotehan di Twitter.
Ide adalah satu-satunya yang bisa abadi ketika manusianya sudah pergi.
Pernah berpikir bahwa akan sukses jadi penulis?
Kalau di awal 2013, mungkin enggak. Tapi berjalan seiring waktu, akhirnya
mindset tersebut
berubah. Saya adalah penggemar berat Astro
Boy, Doraemon, dan
kartun-kartun Jepang lainnya. Mereka kan
kreatornya
sudah meninggal, tapi karyanya masih tetap hidup hingga saat ini.
Dari situ, saya berusaha belajar bagaimana cara agar karya saya bisa
tetap hidup walau saya sudah enggak ada di dunia. Tentu semua seniman
ingin karyanya bisa abadi. Karena ide adalah satu-satunya yang bisa
abadi ketika manusianya sudah pergi. Dari situ, akhirnya saya
berpikir, bentuk karya seperti apa yang ingin dibuat. Akhirnya, saya
membangun PT. Kebahagiaan Itu Sederhana, yaitu IP Management di mana
tugasnya adalah untuk menciptakan ide-ide yang bisa dikembangkan ke
berbagai medium. Itulah kenapa dari buku Generasi 90an bisa
muncul konser, event, dan masih banyak lagi. Jadi saya inginnya teman-teman bisa hidup dan menghidupi lagi dari situ.
Gaun, Aksu.
Lalu, seperti apa tantangan paling berat yang dialami Marchella agar karya-karya ini bisa long lasting?
Pasti ada banyak. Pertama, proses riset yang lebih panjang dan susah.
Biasanya dalam satu karya, saya inkubasi selama 1-2 tahun. Waktu ini
saya gunakan untuk riset sebanyak mungkin. Karena nantinya karya ini
enggak hanya akan selesai jadi sebuah produk komersil. Untuk menjadi
sebuah produk komersil saja harus bisa punya relevansi, relate dengan pasar. Jadi dalam proses riset itu, saya melihat apakah ada banyak
orang yang bisa relate orang yang akan tumbuh serta berkembang dengan karya ini. NKCTHI di Instagram juga merupakan bagian dari riset. Sebenarnya ini mirip
dengan pola saat kuliah.
Tantangan
berikutnya, saya enggak bisa egois terhadap karya. Karena di
perusahaan ini ada tim, ada partner, ada
banyak pihak yang terlibat. Saya enggak bisa berpikir, “Mau jadi
seniman suka-suka saya. Laku enggak laku, terserah.” Bisa saja
seperti itu, tapi rasanya hal itu sangat tidak bertanggung-jawab
ketika saya juga menggawangi sebuah perusahaan. Banyak yang harus
dipikirkan dan dipertimbangkan.
Punya banyak mimpi yang akhirnya pelan-pelan terwujud, pernah mengalami proses kreatif yang stuck?
Pasti ada karena basically pekerjaan
saya sehari-hari adalah seorang direktur kreatif. Di perusahaan, saya
harus terus menggodok banyak ide baru. Pada 1-2 tahun pertama mungkin
itu sangat menyenangkan, ya. Tapi setelah dikerjakan selama 10 tahun lebih, rasanya mulai agak berat.
Seiring bertambahnya usia, ada kecenderungan juga untuk menutup diri, termasuk terhadap
perubahan baru. Misalnya, saat ada media seperti TikTok. Tapi
akhirnya saya mengubah perspektif dan justru berusaha belajar dari
situ. Justru dengan semakin banyak pengalaman, kita enggak boleh sombong.
Kita harus belajar dari generasi baru tentang cara pikir dan interest mereka.
Gaun hitam Major Minor by Pillar.
Bagaimana cara Marchella mengubah perspektif itu?
Karena faktanya memang banyak hal baru yang bisa kita pelajari dari mereka.
Banyak bidang yang mungkin enggak pernah kita ketahui atau tidak
bisa. Tahu enggak bahwa salah satu proyek tersulit itu adalah
mengembalikan jejak ke tanah. Kadang banyaknya pujian itu bisa
membuat kita mudah merasa cukup. Kalau karyanya sudah best-seller, mau apa lagi? Tapi saya selalu berusaha untuk kembali ke awal. Saat itulah akhirnya saya sadar bahwa saya harus belajar lagi.
Pernah punya karya yang tidak berhasil?
Ada. Percaya, enggak? Tapi memang ada karya saya, judulnya Generasi
Kedua, yang sayangnya kurang berhasil. Bukan karena kurang riset, tapi lebih pada bagaimana saya bisa membedakan antara euphoria
dengan rasa ingin memberikan makna pada orang lain. Contoh dari euphoria
misalnya saat saya melihat bahwa buku pertama laku, akhirnya membuat buku
kedua yang serupa. Padahal, cara yang sama belum tentu membuka pintu yang baru. Akhirnya
saya harus mencari pola dan racikan baru yang relevan di mata orang
lain. Dalam lima tahun kan banyak
banget hal yang sudah berubah. Di situlah saya belajar beradaptasi
dengan berbagai teknologi yang ada.
Cara yang sama belum tentu membuka pintu yang baru.
Apakah susah untuk terus mengikuti zaman dan teknologi yang baru?
Susah banget. Selalu akan ada yang lebih muda dan yang lebih baru.
Unconsciously akan selalu ada rasa tertinggal. Apalagi sekarang success
story semua orang “terpapar” di media sosial. Jadi rasa takut itu terkadang
suka datang menghampiri. Tapi akhirnya saya merasa bahwa saya perlu
slow down untuk bisa membuat sesuatu yang berdampak baik bagi orang sekitar, bukan
karena euphoria semata.
Dengan segala perkembangan yang ada, apa yang jadi support system Marchella?
Pertama
tentunya dukungan dari orang sekitar. Tanpa mereka, pasti terasa
berat untuk bisa maju. Selain itu, tentunya saya butuh dukungan device yang tepat pula, khususnya untuk menulis dan merealisasikan semua kreativitas yang ada. My
go-to gadget adalah Lenovo Yoga Slim 7i Carbon. Desainnya tipis, ringan, tapi durable
karena tahan banting. Beratnya kurang dari 1 kilogram! Jadi, sudah pasti
selalu ada di tas.
It can make my everyday routines easier dan
juga sudah dilengkapi dengan Office Home & Student 2021 with Windows 11. Fitur
ini yang membuat segala kegiatan jadi lebih cepat, misalnya proses
pemindahan data dari handphone ke laptop.
Tentunya ini juga mempermudah kolaborasi yang sedang saya lakukan
dengan Lenovo yaitu “Create with Lenovo” di mana saya akan
menulis sebuah cerita dan akan ada ilustrasi yang dibuat salah satu
ilustrator ternama, Wastana Haikal.
Uniknya, saya dan Wastana menggunakan tipe Yoga berbeda, sesuai dengan
kebutuhan kami. Belum bisa saya ceritakan lebih lengkap, tetapi akan
ada cerita dan akan gambar yang pastinya membuat saya excited.
Mantel Hian Tjen, celana Patrick Owen.
Proyek selanjutnya yang segera diluncurkan?
Selanjutnya ada proyek buku terbaru juga. Setelah lima tahun akan ada karya baru
yang mungkin tidak terduga berikutnya. Namun, yang terdekat tentunya
proyek “Create with Lenovo” ini yang tidak sabar ingin segera
saya bagikan pada teman-teman.Sebuah kolaborasi untuk menciptakan
karya istimewa bagi masyarakat, dengan kemudahan yang didukung
oleh Lenovo Yoga.