Tidak mudah mendirikan serta menjaga kelangsungan sebuah bisnis, tanpa terkecuali
dalam industri perhiasan emas. Namun, berkat kegigihan dan ketulusan,
Naomi Julia Soegianto mampu merintis jenama NJS Gold. Perusahaan
perhiasan emas yang memasuki tahun ketujuhnya ini tidak serta merta
membuat Naomi puas dengan bisnisnya.
Meski tujuh tahun terasa sangat dini bagi Naomi, perjalanannya dalam
industri perhiasan emas tidak terbilang muda. Mulai dari masa kecil
dengan didikan keras sang ayah, Naomi pun tumbuh dengan kemandirian
tinggi, ketekunan, dan kerja keras. Ia menjalani masa-masa kuliah
dengan penuh ketekunan tanpa keluhan, tidak sadar bahwa perusahaan
yang didirikan sang ayah memiliki pengaruh dalam skala besar. "Saya
menjalani perkuliahan dengan mengambil jurusan akuntasi tanpa
fasilitas. Saya pun harus mulai bekerja sebelum kembali ke kampung
halaman," ungkap Naomi yang mengingat masa mudanya mengenyam
pendidikan dan pengalaman di Jakarta.
Didikan dan pesan sang ayah menjadi pegangan Naomi dalam menjalankan
bisnis NJS Gold. Ia selalu punya kesempatan serta dukungan, khususnya
dari sang ayah untuk memiliki cita-cita tinggi. Setelah kepergian
sang ayah, Naomi pun memulai perjalanan bisnisnya dengan menjadi
whole seller.
Born From Perseverance
NJS Gold tidak lahir dari kemegahan, tetapi dari ketekunan. Berawal dari berutang
emas sekitar setengah kilo, Naomi menjajakan produk-produknya dari
satu toko emas ke toko emas lainnya. Mungkin terdengar melelahkan,
harus mengetuk setiap pintu untuk menawarkan produknya, siap dengan
kemungkinan barang tersebut dibeli atau justru dihadapkan pada
penolakan, Naomi tetap tekun merintis bisnis ini. "Rasanya mudah
menjalankannya [rintis bisnis], karena saya suka," ungkap Naomi.
Perkembangan NJS Gold pun berjalan relatif cepat, bahkan Naomi pun
tidak menyangka akan berkembang sejauh dan secepat itu.
Logika kita [pemimpin perempuan] harus lebih jalan, jangan pakai perasaan sekali. Sebab, kalau pakai perasaan, jadi subyektif. Kita harus obyektif [sebagai pemimpin perempuan].
Setelah menjajakan perhiasan emasnya ke toko-toko, Naomi akhirnya
membuka toko emas. Ia pun ikut berjualan sehingga toko tersebut bisa
menjadi ruang bagi dirinya untuk berkenalan dengan preferensi
konsumen. Tidak terpikir dalam benaknya untuk mendirikan bisnis
melalui usaha yang ia jalani, justru niatnya berjualan perhiasan emas
adalah untuk pulang ke kampung halaman. Naomi memiliki cita-cita
untuk membangun sekolah bagi disabilitas di kampung halamannya dan
alasan ia membangun perusahaan NJS Gold ini tidak berangkat dari diri
sendiri. "Saya membangun [NJS] dari awal selama tujuh tahun ini,
murni untuk mereka [karyawan]," jelas Naomi.
Tujuh tahun membangun bisnis perhiasan emas tidak lepas dari berbagai
tantangan. Dalam industri perhiasan emas, kompetisi tidak luput dari
tantangan Naomi dalam mendirikan NJS Gold. Apalagi reputasinya yang
dikenal sebagai anak pemilik perusahaan perhiasan emas raksasa, Naomi
kerap dibandingkan. Namun, di bawah kepemimpinannya, Naomi menghadapi
berbagai tantangan dengan kebijaksanaan dan mengambil waktu untuk
menentukan solusi yang sesuai. Perannya sebagai seorang pemimpin, ia
pun belajar untuk mengandalkan keseimbangan antara pikiran dan
perasaan.
"Logika kita [pemimpin perempuan] harus lebih jalan, jangan pakai
perasaan sekali. Sebab, kalau pakai perasaan, jadi subyektif. Kita
harus obyektif [sebagai pemimpin perempuan]," ungkap Naomi. Namun,
ia tidak memungkiri pentingnya memiliki jiwa yang mengayomi sebagai
seorang pemimpin.
A Pure Intention Behind Luxury
Perhiasan emas identik dengan kemewahan dan kemegahan, tidak hanya bagi para
konsumen yang memakainya tetapi juga para pebisnis yang bergerak
dalam industri ini. Namun, Naomi mendirikan NJS Gold tanpa intensi
mengembangkan bisnis dan meraup untung bagi diri sendiri, melainkan
menyimpan tujuan mulia.
"Saya memiliki tujuan yang jauh [mendirikan perusahaan]. Alasan
perusahaan ini bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga pegawai.
Tujuan saya adalah agar anak-anak pegawai saya dapat hidup lebih baik
dari mereka [pegawai]," ungkap Naomi. Ia memiliki cita-cita untuk
dapat membantu taraf hidup pegawai-pegawainya melalui pendidikan.
Naomi mengakui bahwa salah satu pencapaian besar dalam hidup dan
kariernya adalah ketika ia dapat memberikan beasiswa untuk anak-anak
para pegawainya. Sebab pada dasarnya, Naomi memiliki keinginan untuk
menjadi bagi berkat bagi dunia, apapun bentuknya, selama ia hidup.