Menstruasi atau haid menjadi siklus bulanan yang normal dialami para wanita. Sayangnya, haid tidak selalu menjadi fase yang mudah untuk dilalui. Sebab, biasanya akan ada berbagai gejala yang mengiringi fase haid, mulai dari tubuh yang mudah letih, muncul jerawat, hingga mood swing. Meski gejala-gejala tersebut terkesan hal yang wajar, terdapat pula gejala lainnya yang menandakan sistem reproduksi sedang tidak baik-baik saja. Salah satunya adalah nyeri atau kram perut yang hebat akibat proses meluruhnya dinding dalam rahim.
Setiap wanita memang memiliki toleransi nyeri haid yang berbeda. Namun, jika rasa nyeri sampai mengganggu aktivitas sehari-harimu atau bahkan hingga membutuhkan obat pereda nyeri, kamu perlu waspada terhadap gejala tersebut. Umumnya kondisi tersebut dapat menjadi tanda-tanda penyakit organ reproduksi atau penyakit kandungan yang dikenal sebagai endometriosis. Bagi kamu yang mengalami hal serupa, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Sebelum memahami gejala endometriosis, kamu perlu mengenali maksud dan bahaya dari penyakit ini menurut ahli. Umumnya endometrium dikenali sebagai lapisan dalam rahim, yang nantinya akan terlepas atau luruh dan keluar melalui vagina selama haid. Namun, proses tersebut mengalami anomali pada seseorang yang terkena endometriosis. Lebih spesifiknya, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Mayapada Hospital Tangerang (MHTG) dr. Pojianto, Sp. OG memaparkan, endometriosis merupakan kondisi jaringan yang mirip dengan lapisan dinding dalam rahim tumbuh di bagian lain dari tubuh seperti indung telur, usus, kandung kemih, saluran kecing, atau bahkan di dada. Ketika hal tersebut terjadi, diri akan merasakan gejala-gejala yang mempengaruhi kualitas kehidupannya.
Biasanya endometriosis dapat dikenali dengan munculnya bercak-bercak kemerahan yang menempel di organ luar rahim. Sifat jaringannya yang sensitif terhadap hormon dapat meradang selama siklus menstruasi. Kemudian, kehadiran endometriosis ini lambat laun dapat menyebabkan kista di ovarium, bercak di permukaan organ, juga bisa menempel lebih dalam (deep infiltrated), perlengketan dengan organ lain, dan memicu jaringan parut di dalam tubuh.
“Endometriosis juga sering menjadi penyebab infertilitas atau sulit hamil pada wanita,” jelas dr. Pojianto.
(Baca juga: Mayapada Hospital Bicara Alternatif Investasi bagi Perempuan)
Salah satu gejala utama yang umum dirasakan adalah nyeri saat menstruasi khususnya pada perut, daerah panggul, dan punggung bagian bawah. Namun, memang tidak semua orang akan mengalami gejala serupa.
“Kadang-kadang, seorang pasien wanita dapat menderita endometriosis tanpa gejala dan tidak diketahui sampai ditemukan saat pemeriksaan lain atau saat dilakukan pemeriksaan infertilitas/sulit hamil. Ternyata mengalami endometriosis, tetapi masih stadium awal. Penyakit ini, 60-80 persen merupakan penyebab sulit hamil pada wanita sehingga perlu penanganan yang tepat,” tutur dr. Setyo Hermanto, Sp.OG. selaku Dokter Kebidanan dan Kandungan dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
Selain nyeri haid yang hebat di perut atau punggung, seseorang yang alami endometriosis dapat merasakan gejala lain berupa nyeri saat berhubungan seksual, pendarahan hebat selama haid, munculnya bercak-bercak atau spotting di antara siklus haid, nyeri saat buang air besar, dan juga sulit hamil (infertilitas).
Menurut dr. Malvin Emeraldi, Sp.Og-KFER, Dokter Kebidanan dan Kandungan Subspesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi dari MHJS, penyakit endometriosis bisa dialami siapa saja, tidak memandang usia. Alhasil, saat melihat adanya tanda-tanda endometriosis, jangan panik dan tenangkan dirimu. Langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan segera ke dokter.
“Dokter nanti akan melakukan pemeriksaan kandungan dan USG transvaginal yang tentunya tidak sakit ya, mungkin hanya tidak nyaman, sehingga pasien tidak perlu khawatir atau takut. Setelah benar terdiagnosis endometriosis, terapinya bisa dengan obat hormonal dan pada beberapa kasus harus dilakukan operasi atau pembedahan,” jelas dr. Malvin Emeraldi, yang juga ahli bedah laparoskopi.
Namun, kini hadir pula alternatif operasi untuk endometriosis. dr. Malvin menyampaikan bahwa terdapat teknik laparoskopi (minimal invasive) yang menggunakan bantuan laparoskop, batang teleskopik tipis dengan kamera di ujung, untuk melihat ke dalam rongga perut dan panggul tanpa perlu membuka sepenuhnya.
Proses ini pun hanya melibatkan sayatan kecil yang biasanya beukuran 0.5 cm hingga satu cm saja. Alhasil setelahnya, pasien akan merasakan nyeri seminimal mungkin dan melalui proses pemulihan yang lebih cepat sehingga dapat kembali beraktivitas normal.
(Baca juga: Mayapada Healthcare Hadirkan Mayapada Eye Centre!)
Meski mengenali gejala-gejala yang berbeda saat haid dapat membuatmu takut, jangan lupa untuk segera memeriksanya. Sebab, menjaga kesehatan sistem reproduksi menjadi investasi jangka panjang yang berharga untuk dirimu. Apabila muncul tanda-tanda endometriosis, segera kunjungi Mayapada Hospital Obstetrics and Gynecology Center yang menawarkan pelayanan dan perawatan komprehensif berkualitas untuk wanita semua usia.
(Penulis: Zahrah Pricila)