Hair & Beauty

6 Pemicu Timbulnya Chicken Skin pada Ketiak

By : Her World Indonesia - 2025-04-22 19:00:02




Pernahkah kamu melihat permukaan kulit di ketiakmu tampak kasar dan berbintik kecil, mirip seperti kulit ayam setelah dicabut bulunya? Kondisi ini dikenal dengan istilah chicken skin atau dalam istilah medis disebut keratosis pilaris. Meskipun tidak berbahaya, tampilan kulit seperti ini sering membuat kamu merasa tidak percaya diri, apalagi jika kamu suka mengenakan pakaian tanpa lengan.


Chicken skin pada ketiak dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dengan mengetahui penyebabnya, kamu bisa melakukan perawatan atau pencegahan yang sesuai agar kulitmu kembali halus dan sehat. Berikut ini beberapa pemicu utama dari kondisi chicken skin yang perlu kamu perhatikan.


1. Penumpukan Keratin pada Folikel Rambut



(Berbagai pemicu timbulnya chicken skin pada ketiak. Foto. Dok. Roman Odintsov/ Pexels)


Salah satu penyebab utama chicken skin adalah penumpukan keratin, yaitu protein alami yang melindungi kulit dari zat berbahaya. Ketika keratin menumpuk terlalu banyak, ia bisa menyumbat folikel rambut di ketiakmu, sehingga muncullah bintik-bintik kecil yang terasa kasar saat disentuh.

Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, jadi kalau kamu memiliki riwayat keluarga dengan masalah kulit serupa, kemungkinan kamu juga akan mengalaminya.


(Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Anxiety Berlebihan di Kantor)


2. Kebiasaan Mencukur yang Kurang Tepat


Kalau kamu sering mencukur bulu ketiak dengan cara yang kurang benar atau tanpa pelindung seperti shaving gel atau krim cukur, gesekan antara pisau cukur dan kulit bisa menyebabkan iritasi. Iritasi ini dapat memicu peradangan dan memperparah kondisi chicken skin.

Selain itu, mencukur terlalu sering atau menggunakan pisau yang sudah tumpul juga bisa menyebabkan trauma pada kulit ketiakmu, yang berujung pada munculnya bintik-bintik kasar.


3. Penggunaan Deodoran yang Tidak Cocok


Beberapa produk deodoran atau antiperspiran mengandung bahan kimia yang terlalu keras bagi jenis kulit tertentu. Jika kulitmu sensitif, zat tersebut bisa menyebabkan penyumbatan pori-pori atau bahkan reaksi alergi ringan, yang akhirnya memicu munculnya chicken skin.

Kamu perlu memperhatikan reaksi kulit setelah menggunakan deodoran tertentu. Jika kamu merasa gatal, perih, atau kulit mulai kasar, mungkin saatnya mengganti produkmu dengan yang lebih ramah kulit.


4. Kurangnya Eksfoliasi



(Berbagai pemicu timbulnya chicken skin pada ketiak. Foto. Dok. Roman Odintsov/ Pexels)


Ketiak juga membutuhkan perawatan yang sama seperti bagian tubuh lainnya. Jika kamu jarang melakukan eksfoliasi di area ini, sel kulit mati akan menumpuk dan menyumbat pori-pori. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kulit terlihat kasar dan tidak merata.

Kamu bisa mulai rutin mengeksfoliasi area ketiak dua hingga tiga kali seminggu menggunakan scrub yang lembut atau bahan alami seperti gula dan madu.


5. Kulit Kering dan Kurang Hidrasi


Kulit yang kering lebih rentan mengalami penumpukan sel kulit mati. Apabila kamu tidak rutin menggunakan pelembap, terutama setelah mencukur atau mandi, kulit ketiak bisa menjadi kasar dan kehilangan elastisitas alaminya.

Memastikan kulit tetap lembap bisa membantu mencegah munculnya chicken skin. Gunakan pelembap ringan yang cepat meresap dan tidak menyumbat pori.


6. Kondisi Hormon dan Faktor Internal



(Berbagai pemicu timbulnya chicken skin pada ketiak. Foto. Dok. Mart Production/ Pexels)


Perubahan hormon, seperti saat masa pubertas, kehamilan, atau menjelang menstruasi, juga dapat memicu perubahan tekstur kulit, termasuk munculnya chicken skin. Selain itu, kekurangan vitamin A atau asam lemak esensial juga bisa memengaruhi kesehatan kulit secara keseluruhan.


Kamu bisa mempertimbangkan pola makan yang lebih sehat dan seimbang untuk mendukung perbaikan dari dalam.


(Baca Juga: 4 Rekomendasi Aroma Esensial untuk Tidur yang Lebih Nyenyak)


Chicken skin pada ketiak memang tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri kamu. Dengan memahami penyebabnya, kamu dapat mulai merawat kulit dengan cara yang lebih tepat. Rutin eksfoliasi, menggunakan produk yang sesuai dengan jenis kulit, serta menjaga kelembapan adalah langkah awal yang baik. Kalau kondisi tidak membaik, kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter kulit untuk penanganan lebih lanjut. Ingat, kulit sehat adalah hasil dari perawatan yang konsisten dan penuh perhatian.


(Penulis: Sania Zelikha)